BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 27 Februari 2015

Jilbab In Love


Hmm. . .Nama ku Susi Rahmadini. Aku anak kedua dari 2 saudara 1 ayah dan 1 ibu. Aku punya 1 adik dari 1 ayah beda ibu. Aku juga seorang mahasiswi Fakultas Teknik Sipil Universitas Palangkaraya baru semester 3. Xixixixixi . . Apa yang istimewa dari ku ?? ku fikir gak ada. Aku memiliki Alhamdulillah otak yang lumayan tapi gak pintar banget, aku gak kaya dan bahkan hanya dari keluarga yang sederhana. Kehidupanku ?? hmm. . biasa aja, sama dengan kebanyakan orang yang lainnya. Aku memiliki keluarga yang sempurna bagi hidupku dan aku memiliki sahabat yang peduli padaku. Terlepas dari semua itu, yang paling ku banggakan adalah aku terlahir sebagai seorang Muslimah. Aku terlahir sebagai salah satu pemeluk agama yang terindah di dunia, ISLAM.
Meskipun bukan orang yang benar – benar ‘alim’ tapi aku berusaha menjalani kehidupan beragamaku dengan baik, salah satunya kewajiban berhijab. Terlahir sebagai seorang perempuan dan sebagai pemeluk Agaman Islam, secara langsung akan membuatku memahami kewajibanku untuk menutup aurat dan berjilbab. Alhamdulillah aku terlahir di lingkungan keluarga yang memegang teguh keyakinan meskipun bukan keluarga yang begitu taat dan fanatic dalm beragama. tapi setidaknya sedari kecil aku di ajarkan dan di jelaskan tentang kewajiban ku mengenakan jilbab dan menutup aurat. Keluarga ku bukan keluarga yang memaksakan kehendak dalam menentukan pilihan. Meskipun berjilbab adalah kewajiban dan keharusan yang harus ku jalani sebagai konsekuensi sebagai perempuan Islam, tetapi Ayahku tidak pernah memaksakan tentang hal itu. Ayahku adalah seorang laki – laki yang bijaksana dalam mendidik aku dan kakakku.
Ayahku selalu berkata, jilbab adalah sebuah keharusan dan menutup aurat adalah kewajiban, tetapi memahami makna dari keharusan dan kewajiban itu adalah hal terpenting yang tidak bisa kita lupakan begitu saja. Meskipun aku tidak mengenakan jilbab dari kecil, tetapi makna jilbab telah diajarkan kepada ku sejak kecil.
Hmm. . .  ketika kecil keinginan ku mengenakan jilbab hanya sebatas keinginan ikut-ikutan saja. Ketika ada perempuan berjilbab lewat didepan rumah, aku terpesona dengan ‘Magic’ yang tercipta dari auranya. Berawal dari itu, iseng – iseng aku mulai tergugah mengenakan jilbab. Hehehe meskipun jilbab yang ku kenakan hanya jilbab pendek yang sering disebut ‘kerudung’ yang sering ku kenakan hanya ingin berangkat mengaji saja. Hehehe . .  berawal dari keterbiasaan itu. Lambat laun keinginan mengenakan jilbab bertambah besar. Ketika aku lulus SD, terpatri keinginan yang besar bahwa mulai saar itu aku ingin mengenakan jilbab dengan lebih baik lagi. Keinginan itu ku sampaikan kepada ayah, aku mengajukan keinginan untuk bisa menuntut ilmu ke jenjang SMP yang bisa mengenakan jilbab.
Ketika mulai masuk SMP, sejak itu lah aku berkomitmen mengenakan jilbab. Meskipun bukan secara utuh setidaknya 50 % bisa di jalani dengan baik. Berbagai tantangan dan cobaan ku lalui sebagai anak remaja labil yang masih ingin hura – hura tetapi juga kuat dengan komitmen ‘menjaga diri’ dengan jilbab. Acapkali keinginan mengebu – gebu seperti remaja lain yang sebebas – bebasnya menggeraikan rambutnya dan membiarkan angin mengenai rambut indahnya. Sebagai remaja labil, terkadang ada keinginan di hati untuk melepas jilbab ini dan berjalan lenggak – lenggok ‘terbuka’. Tetapi Alhamdulillah, sekali lagi aku memiliki keluarga yang begitu sempurna bagi hidupku. Selain memiliki seorang ayah yang luar biasa, Aku juga memiliki seorang kakak yang seperti ‘saringan’, sigap siaga menyaring pergaulan ku. Saat imanku lemah dan bimbang, kakakku hadir, sebagai utusan Allah untuk menyadarkanku betapa meruginya aku jika harus melepas jilbabku hanya demi kepuasan dan kebahagiaan masa muda ku yang sesaat. Kakakku selalu mengingatkan bahwa jika aku ingin menikmati masa remaja ku dengan cemerlang dan bahagia, bukan dengan asik – asik bergaul tanpa arah dan tujuan. Jika tidak ingin menyesal ketika dewasa, aku harus bijak memilih dan memilah akan seperti apa masa remaja yang ku lalui. Apakah di masa itu aku tidak pernah ‘nakal’ ?? hmmm hehehe, jawabannya sering. Sebagi seorang remaja labil, sangat lah wajar jika pernah nakal dan iseng – iseng. Bergaul dengan banyak teman membuatku agak sedikit nakal. Tapi, lagi – lagi kenakalan itu seperti tersaring kea rah nakal yang positif. Nakal yang sebagaimana nakalnya anak remaja. Masih dalam batas wajar dan keisengan remaja biasa. xixixixixi
Semenjak masuk SMA, aku semakin menyakinkan diri bahwa Jilbab adalah identitasku. Jilbab bukan sekedar suatu keharusan dan kewajiban tanpa makna lagi dalam hidupku. Jilbab bukan lagi sekedar kain penutup kepala yang tanpa arti. Jilbab bukan lagi sekedar hal biasa bagi diriku. Tetapi sejak itu, jilbab bagiku menjelma menjadi hal yang luar bisa. Jilbab berubah menjadi busana wajib jika ingin keluar rumah yang mana aku akan merasa malu dan aneh jika tidak mengenakannya. Jilbab berubah menjadi ‘saringan’ untukku yang akan secara alami menyaring pergaulanku, persahabatanku, ego ku , dan menyaring orang – orang terdekatku. Saat ini Alhamdulillah aku istiqomah mengenakan jilbab selama  kureang lebih 9 tahun. Akan terus ku tingkatkan demi perbaikan diri.
Selama masa SD sampai SMA, perjalanan hidupku sebagai seorang perempuan yang memegah teguh jilbab tidak terlalu melewati masa – masa yang terlalu sulit. Tetapi kini, aku sebagai seorang mahasiswi teknik sipil yang dimana kaum perempuan adalah kaum minoritas dalam pergaulan sehari – hari. Orientasi kegiatanku sebagai seorang mahasiswa akan sangat bergantung kepada mahasiswa lainnya, hal itu membuatku agak sedikit ‘trouble’ menjalani kehidupanku sebagai seorang perempuan berjilbab. Tetapi itulah tantangannya, ujian yang di berikan Allah untuk menguji seberapa teguhnya aku dengan komitmen jilbab yang ku pakai.
Tulisan – tulisan selanjutnya akan banyak menceritakan suka dukanya kehidupanku sebagai seorang perempuan berjilbab yang sekaligus menjadi mahasiswa Teknik yang pergaulannya agak bebas. Interaksi antara lawan jenis akan sering ku lakukan demi menjalani kewajibannku sebgaia Mahasiswa.
Tetapi 1 hal yang ku percaya. . .
Jilbab bukan pembatas pergaulanku.
Jilbab bukan pembatas karier ku.
Jilbab bukan pembatas kesuksesanku.
Jilbab bukan pembatas interaksi antara lawan jenis dalam kehidupannku.
Bahkan sebaliknya, jilbab banyak memberikan kemudahan dalam hidup ku. .

Tungggguuuuuuuuuuuuuu ceritaaaaaaaaaa selanjut nyaaaaaa. . . 




0 komentar: